Ingin Menggunakan Atap Polycarbonate Gelombang? Pahami Dulu Kekurangannya

Dibanding menggunakan kaca untuk atap, sebagian orang lebih memilih atap polycarbonate gelombang. Selain karena harganya lebih terjangkau, atap polycarbonate juga lebih fleksibel. Daya tahan atap jenis ini juga dapat diadu dengan atap lainnya.

Meski begitu, bukan berarti atap berbahan polycarbonate tidak mempunyai kekurangan. Inilah empat kekurangan atap polycarbonate yang dapat dijadikan pertimbangan sebelum Anda mengaplikasikannya di rumah.

  1. Atap Polycarbonate Mudah Tergores

Walaupun atap polycarbonate memiliki kualitas yang baik, tapi atap jenis ini cukup mudah tergores. Karakteristiknya hampir mirip dengan fiber yang juga mudah tergores dan permukaan abrasif. Inilah yang membuat permukaan atap polycarbonate bisa penyok jika tidak dirawat secara cermat. 

Bila ingin atap lebih awet, maka Anda perlu merawatnya secara rutin dan membersihkannya dari kotoran. Terutama jika polycarbonate gelombang digunakan sebagai atap di area luar dan berada di bawah pohon. Sebab ranting yang jatuh ke atas atap bisa membuat permukaannya tergores.

  1. Harga yang Cukup Mahal

Bila dibandingkan dengan kaca, atap jenis ini memang lebih terjangkau. Namun, jika dibandingkan dengan atap bermaterial plastik, polycarbonate gelombang relatif lebih mahal. Hal ini dikarenakan material yang digunakan cukup spesial dan unik. Meski begitu, harganya sesuai dengan kualitas dan ketahanan dari atap tersebut. 

  1. Mudah Rusak Bila Terkena Cairan Kimia

Kekurangan atap polycarbonate gelombang yang berikutnya adalah tidak tahan cairan kimia. Atap jenis ini sangat sensitif terhadap pembersih alkali, abrasive, dan pelarut. Oleh karenanya, hindari menggunakan pembersih dengan bahan-bahan di atas saat membersihkan atap polycarbonate agar lebih awet dan permukaannya tidak rusak. Untuk meminimalisir kerusakan, Anda dapat menggunakan air untuk membersihkan permukaan atap berbahan polycarbonate.

  1. Atap yang Tidak Ramah Lingkungan

Belakangan ini, isu seputar lingkungan cukup menarik untuk dibahas. Bahkan, banyak produsen barang maupun makanan yang beralih ke bahan-bahan ramah lingkungan. Sayangnya, atap polycarbonate ini tidak ramah lingkungan.

Proses pembuatan atapnya membutuhkan suhu yang sangat tinggi dan fosgen. Keduanya dikenal memiliki efek buruk terhadap kesehatan manusia. Selain itu, klorin dari proses pembuatan ini juga tidak ramah lingkungan. Bila limbahnya dibuang secara sembarangan, maka dapat mengganggu ekosistem lingkungan sekitar.

Empat poin di atas dapat Anda jadikan pertimbangan sebelum membeli atap berbahan polycarbonate. Meskipun memiliki sejumlah kekurangan, tapi atap jenis ini bisa jadi pilihan alternatif bila ingin ruangan tetap mendapatkan cahaya alami dari luar. 

Bila Anda tertarik menggunakan atap polycarbonate gelombang, pastikan memilih jenis yang sesuai dengan kebutuhan. Sebab, masing-masing atap polycarbonate memiliki harga yang berbeda-beda. Begitupun dengan ukuran atap yang Anda pilih. Sebagai gambaran, atap polycarbonate solite dengan ukuran 5,90 meter x 2,10 meter dengan ketebalan 4 mm dibanderol sekitar Rp900.000.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top